Detail Opini Guru

ADA APA DENGAN KARIER GURU?

Senin, 5 Mei 2025 19:57 WIB
  194 |   -

ADA APA DENGAN KARIER GURU?

Maulidaini. S. Pd, M. Si, Guru SMA Negeri 15 Takengon, Kab Aceh Tengah, Provinsi Aceh

 

Peranan guru masih dianggap penting, kendati akhir-akhir ini berkembang pesat metode homescholling, ruang belajar online, maupun video pembelajaran di youtube namun peran guru masih tetap diperlukan, karena banyak siswa kebingungan mempelajari sendiri jika tidak didampingi oleh guru. Terlepas dari peran guru terhadap siswanya, melalui proses siswa belajar tersebut dari guru dan lingkungan sekolah kelak siswa tersebut akan memiliki jabatan maupun karier tertinggi di suatu instansi pemerintahan  maupun seorang atasan di sebuah perusahaan, tak terlepas dari semua proses didikan orangtua, guru dan lingkungan, dan gurunya dahulu tetaplah seorang guru tak mungkin memiliki karier seperti siswa didikannya, kalaupun ingin memiliki karier seperti yang telah dijelaskan haruslah keluar dari profesi guru.

            Berbicara karier guru kalau mau kita sebut paling banter adalah menjabat kepala sekolah itupun harus menempuh jalan yang berliku dengan syarat dan aturan yang ketat, bukan serta merta ketika lulus ajang pencarian kepala sekolah langsung ditempatkan di suatu sekolah, apalagi sekarang otonomi daerah yang ditenggarai memiliki unsur politis yang kuat dirasakan para calon kepala sekolah yang telah memiliki sertifikat calon kepala sekolah. Jika tidak memiliki effort yang kuat maka dipastikan sertifikat calon kepala sekolah hanya menjadi kenang-kenangan terbingkai rapi.

Saat ini seorang guru selain meniti karier menjadi kepala sekolah maka yang menjadi harapan terakhir adalah mendapatkan sertifikat pendidik baik yang berstatus PNS maupun non PNS yang sangat berharap mendapatkan sertifikat pendidik tersebut. Pelaksanaan sertifikasi yang dimulai tahun 2007 sampai dengan sekarang telah mengalami banyak kebijakan dan tentu saja dimaksudkan untuk meningkatkan mutu dan profesionalisme guru di satu sisi, dan di sisi lain dapat menaikkan kesejahteraan guru tentu saja dengan syarat dan ketentuan berlaku. Tapi apakah kedua harapan tersebut telah tercapai secara optimal?

Kita tentu pernah mendengar kasus pilu terkait program sertifikasi ini antara lain. Di Kecamatan Sawoo, kabupaten Ponorogo nekat gantung diri di blandar kayu belakang teras rumahnya senin (6/4/2015) malam yang disinyalir karena depresi memikirkan tunjangan serifikasi yang tidak kunjung cair untuk tahun 2015 (sumber: surabaya.tribunnews.com 2015, diakses pada tanggal 08 Juli 2019 pukul 20:53), dan kisah-kisah pilu terkait sertifikasi ini banyak ditemui di media sosial baik curhatan guru maupun melalui berita dari media online. Dan kita para guru tentu tidak ingin mengalami nasib serupa.

            Dalam membangun karier guru perlunya disusun peta konsep yang lebih rinci dan matang sehingga dapat memberikan tantangan bagi guru yang benar-benar kompeten dan professional. Seiring dengan geliatnya arus perkembangan ilmu dan teknologi disertai arus informasi global maka potensi guru perlu diakomodir dalam wadah-wadah yang siap uji, sehingga guru perlu mengaktualisasikan dirinya dalam kancah dunia pendidikan, sehingga harapannya guru hadir bukan hanya untuk mengajar demi memenuhi jumlah jam mengajar sehingga terpenuhinya sistem di dapodik, tetapi juga bergiat dalam banyak program dan jangan sampai pernyataan Ibu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati diulangi lagi untuk kedua kalinya dimana bunyi pernyataannya adalah”sertifikasi guru tidak berbanding lurus dengan kualitas yang ada. Sertifikasi hanya dilakukan demi mendapatkan tunjangan guru yang lebih tinggi (Sylke Febrina Laucereno, https://m.detik.com/finance, selasa 10 Jul 2018 pukul 18:12: diakses tanggal 08 Juli 2019 pukul 21:59). Untuk itu kita para guru yang harus menepis pernyataan itu dengan program nyata.

 

Maulidaini lahir di Kota Takengon  Kabupaten Aceh tengah Provinsi Aceh pada tanggal 3 februari 1982. Dari pasangan ayahanda Ishak Alam dan Ibunda Rusna , Pendidikan SD, SMP, SMA diselesaikan di daerah Takengon, Kabupaten Aceh Tengah. Ia menyelesaikan Program Sarjana tahun 2004 Pada  Jurusan Pendidikan Matematika  di tahun 2005 pada Universitas Syiah Kuala. Pada tahun yang  Ditugaskan mengajar di SMA Negeri  15 Takengon Kabupaten Aceh tengah mata pelajaran matematika, pada tahun 2009 ia juga melanjutkan pasca sarjana ke Bogor dan mengambil jurusan matematika terapan di Institut Pertanian Bogor.

 

 

 

Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini